29; Minus Mbak Mitha dan Stella |
Soal mengapa kemudian saya
menulis tulisan ini, saya sendiri pun tak terlalu tahu. Entah bagaimana, saat
pulang dari rumah yang ditempati keluarga kecil Abang saya di salah satu sudut
Kota Pangkalpinang, tiba-tiba ide itu muncul begitu saja. Saya rasa, menarik
juga sepertinya menulis apa yang telah saya alami, lebih-lebih menulis
sekaligus melukiskan tentang orang-orang yang telah saya kenal selama hampir dua
tahun lamanya di sebuah kota yang penuh cerita bernama Yogyakarta (selanjutnya
saya sebutkan Jogja saja). Setelah beberapa bulan lulus, meninggalkan Jogja,
rindu juga rupanya dengan kota yang sempat dijadikan sasaran kekesalan seorang
mahasiswa itu. Hemheeemhhhh…Akhirnya, jadilah setibanya di rumah, saya
menyambar laptop, lalu segera menulis apa yang ada dalam otak saya kala itu.
Sebelum menapakkan kaki di Jogja,
dulu saya pernah baca sebuah tulisan yang ditulis oleh seseorang yang kemudian
menjadi seorang akademisi hebat di tanah kelahiran saya di Pulau Bangka. Sang
akademisi memang banyak menghabiskan waktunya menimba ilmu di Jogja. Dalam
tulisan itu, beliau melukiskan bahwa Jogja itu adalah Indonesia versi mini.
Artinya, hampir semua suku bangsa yang ada di negara ini, pun ada di Jogja.
Dari Sabang sampai Merauke, dari Timor sampai ke Talaud, bila dikecilkan maka
jadilah daerah istimewa bernama Jogja. Begitulah kira-kira gambarannya.
Akhirnya, saya pun percaya dengan itu setelah betul-betul menginjakkan kaki di
sana. Jangankan Jogja, orang di kelas saya sendiri mahasiswanya berasal dari
daerah-daerah yang letaknya sangat jauh satu sama lain. Ada yang dari Binjai di
Sumatera Utara (hemheeemhhh!), Wonosobo di Jawa Tengah (iyopooo???),
Banjarmasin di Kalimantan Selatan (!@#$%^&*blekblekblek), Bali (krik-krik),
Manado di Sulawesi Utara (iyakan, bro?), teruuuuus sampai ke Ternate di Maluku
Utara untuk Indonesia Timur (apazzziiiiih?). Pokoknya, ini kelas paling
Nusantara!
Ini kelas juga unik dan menarik!
Sehingga tak heran bila kemudian saya pun saaaaangat tertarik untuk
menganalisis kawan-kawan itu satu demi satu. Hehe…Bagi saya, hidup itu akan
indah bila kita sering mengamati. Setelah diamati, lalu nikmatilah. Oh ya,
sebelum saya berceita perihal kelas saya yang unik, ada baiknya (hemheeemhhhhh,
sudah seperti gaya bahasa ceramah saja) kalau saya memperkenalkan terlebih
dahulu kelas apa dan dimana kelas itu. Kelas yang saya ceritakan ini bernama
Angkatan 29 Magister Hukum di Universitas Gadjah Mada alias UGM. Sebagaimana
namanya, kelas ini sebagaian besar berisi lulusan hukum dari jenjang
sebelumnya. Tapi, ada juga yang bukan berasal dari jurusan hukum (positif),
misalnya kawan saya yang bernama Irwansyah Saleh Kusuma dan Yusron Asropi. Irwan
berlatar belakang pendidikan ekonomi dan ilmu politik, sedangkan Ucon (nama
panggilan sayang kami terhadap Yusron Asropi), berasal dari jurusan syariah.
Almamater kami pun berbeda-beda, ada yang dari USU, UNS, UAJY, UGM sendiri, UBB
(yang paling keren), UMM, dan lain-lain, dan lain-lain. Yang mendominasi, jelas
lulusan UII (baca:YU-I-I !!! dengan penekanan yang teramat sangat ditekan).
Demikian perkenalan singkat perihal “kelas” yang ada di tulisan ini? Pakhhaaam?
Kemuuudiaaan…Lanjut ke cerita sebenarnya!!!
Sekali lagi, kelas kami ini
sangat unik dan menarik. Selain berasal dari daerah yang berbeda-beda, entah
mengapa saya melihat masing-masing dari kawan yang saya kenal punya karakter
dan cirri-ciri yang menandakan bahwa itu adalah dia. Mulai dari gaya bicara,
suara, gaya berjalan, dan sebagainya. Dari sekian banyak keunikan itu, ada
menemukan sesuatu yang entah kenapa sepertinya hanya ada pada orang tertentu.
Saya tak ingin berbicara hal lain, saya hanya ingin berbagi kisah perihal
keunikan mereka. Biar adil, saya akan mengurutkan cerita ini berdasarkan daerah
asal, dari Indonesia bagian barat sampai Indonesia bagian timur! Jadi, yang
berasal dari Indonesia bagian timur, bersabarlah. Hehe…Ini bukan tulisan
mengumbar keburukan, bukan pula berarti bahwa saya benci kalian, kawan. Sama
sekali bukan. Saya hanya ingin berbagi cerita lucu semasa kita masih bersama,
hal yang dari dulu pun selalu kita jadikan sebagai bahan tertawaan kita. Ini
adalah tulisan karena saya rindu kalian semua….Hiks!!!
INDONESIA BARAT (Berdasarkan Zona
WIB).
1. Dhuma
Melinda Harahap, USU, Binjai, Sumatera Utara.
2. Irwansyah
Saleh Kusuma, …& UGM, Batam, Kepulauan Riau.
3. Sherly
Fitriana Haris, UII, Pekanbaru, Riau.
4. Titis
Restuning Kartika, UNS, Duri, Riau (KTP-nya), tapi mengaku sebagai wong Solo ke Pak Dekan.
5. Hendry
Septiawan, UII, Bengkulu, Bengkulu.
6. …(BERSAMBUNG)
SAYA TULIS TENTANG KEUNIKAN
KALIAN, BOLEH??? Bila boleh, tulisan ini akan saya lanjutkan, sebaliknya kalau
tidak BOLEEEH, saya harus menghormati keputusan 29!!! Tapi jujur, saya
mengalamai kesulitan harus meniru gaya kalian satu demi satu dalam format
TULISAN!!! SETUJU atau TIDAK, silakan tulis di kolom KOMENTAR di bawah ini :)
Pangkalpinang, 13 Desember 2014