Rabu, 26 Desember 2012

SEJARAH BANGKA SELATAN DAN KOTA TOBOALI


















Mengingat pentingnya arti sejarah,dalam rangka mengenali sejarah Dinas Parawisata Kebudayaan Pemuda Dan Olaraga Kabupaten Bangka Selatan secara umum dan khususnya kota Toboali,setelah menelaah cerita-cerita (kelakaran) turun temurun dan peninggalan-peninggalan sejarah diperkirakan Sejarah Asal Kota Toboali tersebut sebagaimana Naskah yang disusun dan disampaikan pada Dialog Lawatan Budaya Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka Selatan 2011 ,dengan narasumber yang berasal dari Tokoh-Tokoh Masyarakat Bangka Selatan.
Konon menurut cerita,salah satu daerah yang tersisa dan merupakan awal mula berdirinya Kota Toboali,terletak di Kelekak Toboali/Kuburan Keramat (Kelekak Kramat Baher) kurang lebih 5km kearah selatan kota toboali karena disebelah Timur terdapat lokasi perkampungan tua yakni kampong Tegag dan sebelah barat ada Dusun BAHAR (BAGGER-Bahasa Belanda). Yang menjadi pusat keramaian saat itu. Pada kisaran abad 17 pertengahan Wilayah Selatan Pulau Bangka ini merupakan daerah persinggahan para pedagang.
Berdasarkan fakta sejarah diketahui bahwa timah pertama kali ditemukan pertama kali pada tahun 1709 pada penggalian di sungai Olin Kecamatan Toboali. Oleh orang-orang dari johor kemudian pada tahun 2 Juli 1722 Belanda memperoleh hak istimewa untuk menguasai perdagangan dari Kerajaan Palembang Darusallam secara monopoli. (Kristanto Januardi Bengteng Toboali, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jambi).
Konon menurut cerita masyarakat secara turun temurun sebagai wilayah perdagangan, Wilayah ini merupakan tempat yang ramai dan tak terhindar dari kejahatan. Banyakna para perompak atau di sebut juga dengan “Lanun”, di wilayah ini kemudian dilaporkan ke Kerajaan Sriwijaya, masa Pemerintahan Sultan Baharuddin I pada masa itu. Maka Sultan kemudian memengirimkan pasukan untuk mengamankan daerah laut Pulau Bangka dipimpin oleh Raden Ali. Pasukan ini pun membuat Benteng Pertahanan di Daerah Bahar sebagai Lokasi strategis yang dekat dengan laut. Salah satu pasukan Raden Ali adalah seorang Tukang baju/Pejahit keturunan Tionghoa, Lie Saw Mie yang memiliki keahlian berbahasa daerah, sehingga menjadi intelejen yang munyusup di antara para pedagang untuk mendapatkan informasi. Dan Raden Ali beserta pasukannya pun membuat benteng pertahanan di sekitar Daerah Kelekak Toboali. Pada suatu malam, ketika ada angin kencang yang melanda daerah ini, ada beberapa palaut yang kemudian berteriak kearah daratan dan di dengar oleh Raden Ali.
“Hoiiiiiiiiiii… ini dimana?”
Raden Ali yang saat itu mendengar panggilan tidak memperdulikan dan di karenakan jarak yang jauh dan sayup-sayup yang terdengar “siapa disana”. Tapi karena dilakukan berulang-ulang akhirnya dijawab juga dengan teriakan oleh Raden Ali.
“Tobo Ali” (Tobo Berarti saya dalam dialeg bahasa Palembang)
Jawaban ini pun terdengar menjadi gabungan satu kata yaitu Toboali. Setelah angin reda pada pedagang pun kembali melanjutkan perjalanan. Yang kemudian lambat laut derah yang menjadi singgahnya pada pedagang itu dikenal dengan sebutan Toboali. Demikianlah asal muasal nama kota Toboali di kenal.
Dikelekak Toboali sendiri pada saat ini masih ada tanah yang digali yang di perkirakan sebagai parit sebagai benteng pertahanan, menurut cerita ukurannya adalah sebagai berikut : Panjang 100m x 100m x 1m dan dalamnya 4meter dan di sekitar tempat tersebut masih terdapat Kuburan-kuburan terpelihara baik diantaranya :
1.    Kubur Raden
2.    Kubur Raden Ayu
3.    Dan antara kubur Raden Wahab dan Raden Ayu terdapat dua kuburan yaitu diantaranya kuburan Panglima Ali
Tempat inilah yang merupakan tempat tertua yang merupakan asal muasal Kota Toboali, adapun versi cerita asal usul nama kota Toboali lainnya adalah sebagai berikut :
1.    Sebagian orang mengatakan/menceritakan bahwa pada tempat tersebut terdapat kebun Temu milik Ali dan orang menyebut daerah itu “Tebu Ali”. Tiap kali bila orang bertanya dijawab dengan jawaban yaitu “Tebu Ali”.
2.    Tetapi sebagian mengisahkan bahwa “Tebu” itu dipindakan atau di “ale” (bahasa dialeg Toboali), Dan kemudian menjadi “Tebu Ale”.
3.    Sebagian lagi menceritakan bahwa disana dahulu ada pahlawan yang bernama “Ali”. Pada suatu ketika terjadi pertempuran , sehingga pahlawan ali tertangkap dan dihukum dengan hukuman pancung lehernya dipotong tetapi lehernya kembali menyambung kemudian dipotong lagi sampai tiga kali namun kembali menyambung kembali. Karena keadaan yang demikian rupa, untuk mengatasi agar kepalanya bersambung (hidup kembali) kemudian kelapanya dipisahkan dan di bawa kepulau lepar. Berkemungkinan pulau lepar berasal dari kata “lempar”. Sedangkan bagian tubuhnya (badan) Ali  dikuburkan di tempat kelekak Toboali. Karena itu tubuh Ali dikebumikan ditempat itu maka dikatakanlah tempat itu dengan nama “Tobo Ali”. Dalam dialeg Toboali : Tobo berarti Tubuh (badan) sedangkan Ali nama dari pahlawan tersebut.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar