"Bunga edelweis disebut sebagai
bunga abadi karena daya tahannya yang lama, banyak dijumpai di
pegunungan. Salah satu spot terbaik untuk melihatnya adalah di Ranu
Kumbolo. Seperti apa indahnya?"
Letih saat mendaki gunung, itu sudah pasti. Namun ada kalanya rasa letih itu hilang begitu saja, manakala kita mempunyai tujuan tertentu saat mendaki gunung. Saat saya mendaki menuju Ranu Kumbolo di kaki Gunung Semeru bersama Anisa Rahardini, Titis, Mbak Dhuma, Annisa Rahmah, Abang Gohoza dan Reza, saya pun mengalami hal yang sama, letih tiada terkira. Akan tetapi, saya dan teman-teman mempunyai trik agar rasa letih itu tak bertahan lama, salah satunya adalah dengan bersenda gurau sepanjang pendakian. Yang tak kalah penting adalah harapan akan pertemuan kami dengan bunga edelweis. Bunga keabadian yang menjadi salah satu tanaman yang paling ingin kami temui saat mendaki puncak para dewa.
Bagi para pendaki gunung, bunga edelweis mungkin tidak terlalu asing lagi. Karena konon katanya bunga abadi ini hanya mampu tumbuh di daerah tinggi seperti gunung. Selain kecantikannya, bunga ini dikenal karena daya tahan hidupnya yang sangat lama sekali. Jauh lebih lama dari bunga-bunga biasa. Sehingga tak heran bila kemudian bila bunga ini dikenal sebagai bunga abadi.
Perjalanan yang saya jalani bersama teman-teman kala itu adalah kali pertama saya mendaki perbukitan di tengah hutan yang lebat sekali. Mulanya juga saya ragu apakah saya mampu atau tidak menaklukannya, termasuk beberapa orang teman saya. Langkah demi langkah kami ayunkan, serta tetap berharap bunga edelweis ada di hadapan kami. Namun sayang, berkilo-kilo jarak yang kami tempuh, tak pula kami menemukannya.
Semakin tinggi kami mendaki, cuaca semakin dingin. Hutan kian rimba, namun harapan untuk segera menengok edelweis belum pula terwujud. Sesekali kami melihat Puncak Semeru yang mengeluarkan asap. Beberapa kali kami singgah untuk beristirahat, seraya menengguk air minum yang kami bawa. Letih bukan main, tulang-tulang yang semula tersusun apik di badan rasanya remuk semua. Namun semua itu tak menyurutkan semangat kami untuk terus mendaki. Tentu seraya berburu bunga edelweis.
Akhirnya, setelah mendaki berjam-jam, sampailah kami di Ranu Kumbolo. Wah, danaunya luar biasa cantik, tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Selagi terpesona dengan keindahan Ranu Kumbolo, secara tak sengaja kami menengok beberapa batang tumbuhan yang sungguh menarik perhatian kami. Ah, ternyata itu bunga edelweis. Setelah berjalan begitu panjang, bersua pula akhirnya kami dengan bunga abadi. Luar biasa eloknya bunga itu. Saya memegangnya beberapa saat, tapi tak hendak memetiknya demi kelestarian bunga itu sendiri. Salam traveler!
(Artikel yang sama juga bisa dibaca di detik.com dengan judul "Begini Indahnya Edelweis di Ranu Kumbolo" oleh penulis yang sama)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar