Selain menyajikan keindahan pantai dan wisata kuliner, masih banyak
objek wisata yang ditawarkan Pulau Bangka. Cobalah wisata religi ke Gua
Maria Belinyu, di utara Pulau Bangka. Gua ini menggambarkan indahnya
toleransi. Tepatnya di kota kecil Belinyu, ada objek wisata rohani yang ramai
dikunjungi pada akhir pekan, yakni Gua Maria Belinyu. Oleh sejumlah
travel agent, Gua Maria Belinyu bahkan selalu masuk daftar destinasi
untuk dikunjungi.
"Bunda Maria Pelindung Segala Bangsa", itulah kalimat yang akan
menyambut kita bila bertandang ke sana. Tulisan itu tertera pada sebuah
batu berwarna hitam. Sebetulnya, itulah nama resmi gua ini, yakni Gua
Maria Pelindung
Segala Bangsa. Namun, karena terletak di kota kecil Belinyu, maka
selanjutnya gua lebih terkenal dengan sebutan Gua Maria Belinyu. Pada
zaman dahulu, tempat dimana Gua Maria Belinyu berdiri sekarang
adalah tempat pelarian penduduk lokal pada zaman penjajahan Jepang.
Seiring perjalanan
waktu, sebuah keluarga yang sebelumnya menjadi pemilik sah tanah itu
menghibahkan tanahnya ke Paroki Belinyu di bawah Keuskupan
Pangkalpinang.
Menurut catatan yang ada di kawasan gua itu, pembangunan gua dimulai
pada 8 Februari 1997 dan diresmikan pada 8 Desember 1999, setelah
mengalami beberapa kali penghentian akibat krisis moneter. Saat memasuki
kawasan Gua Maria Belinyu, kita akan disambut oleh hawa yang sejuk
sekali. Maklum saja, Gua Maria Belinyu memang berada agak di atas ketinggian,
yakni di atas Bukit Mo Thian Liang yang berarti Bukit Menggapai Langit.
Gua ini terdiri dari dua bagian, bagian bawah dan bagian atas,
masing-masing dihubungkan jalan berkelok sarat makna yang dinamai jalan
salib, yang menceritakan perjalanan Yesus Kristus membawa ajaran Tuhan. Gua Maria Belinyu selalu ramai dikunjungi wisatawan
pada akhir pekan, apalagi pada bulan-bulan tertentu dimana umat
Katholik menjalankan ibadahnya di gua itu. Bahkan, wisatawan yang datang
pun banyak yang berasal dari luar negeri, begitu ujar seorang penjaga
gua bercerita.
Sekalipun ini merupakan tempat bagi umat Katholik, namun siapa saja
boleh masuk tanpa memandang suku dan agama. Itulah keindahan toleransi
yang ada di Pulau Bangka. Seperti Gua Maria Belinyu ini saja misalnya, ternyata dibangun oleh
seorang pemeluk agama Islam. Sama seperti Masjid Istiqlal di Jakarta
yang dirancang oleh SF Silaban, yang juga bukan seorang Muslim. Nah,
bila berlibur ke Pulau Bangka, siapa pun Anda bisa berkunjung ke tempat
ini.
(Artikel yang sama juga bisa dibaca di travel.detik.com dengan judul "Ada Bunda Maria di Gua Belinyu Bangka" oleh penulis yang sama)
semakin maju aja bangka dan blog ini :)
BalasHapus