Rabu, 27 November 2013

SAMA, SAYA JUGA KULIAH DI SANA

Ilustrasi (Sumber : malesbanget.com)

Daripada cerita ini saya makan sendiri, tiada salahnya bukan bila saya berbagi? Nah, begini cerintanya. Saya lupa tepatnya kapan, yang pasti saat itu saya menunggu connecting flight dari Pangkalpinang menuju Yogyakarta, di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten. Bila tak salah mengingat, saat itu saya terbang ke Yogyakarta karena beberapa waktu yang lalu, saya menerima panggilan tes wawancara dari Program Magister Hukum di Universitas Gadjah Mada. Sontak, saya langsung menginformasikan ini kepada kedua orang tua saya. Singkat cerita, terbanglah saya ke Yogyakarta.

Oleh karena tidak ada maskapai yang melayani rute langsung Pangkalpinang ke Yogyakarta, jadi mau tidak mau, saya harus berganti pesawat di Bandara Internasional Soekarno Hatta, untuk selanjutkan melanjutkan penerbangann ke Yogakarta, kota idaman saya menempuh pendidikan. Sebetulnya, inilah saat-saat membosankan melakukan perjalanan yang menyelipkan transit menjadi bagian dari perjalanan itu. Harus menunggu berjam-jam, apalagi kalau pesawat tiba-tiba delay oleh alasan klasik yang menggema di setiap pengeras suaras di sudut terminal, kendala teknis.

Seperti biasa, terminal di Bandara Internasional Soekarno Hatta selalu ramai oleh penumpang beragam jurusan, mulai dari anak-anak yang bau ikan asin sampai orang tua yang bau bapaknya ikan asin. Seorang bapak-bapak duduk didepan saya. Saya lupa, saya yang memulai pembicaraan kala itu, atau sebaliknya si bapak. Anggap sajalah saya yang memulai, biar saya dikira ramah terhadap semua orang.

"Mau kemana, Pak?" saya bertanya basa-basi, dan memang sudah basi sebab sudah dari tadi bapak itu duduk didepan saya.

"Saya mau ke Jogja. Lha, kamu sendiri?"

"Sama, Pak, saya juga mau ke Jogja."

"Liburan?"

"Bukan, Pak..."

"Sekolah?" maksud di bapak mungking termasuk kuliah.

"Iya," saya mulai menjawab singkat, gugup.

"Dimana?"

Mampus, apa saya bilang, si bapak pasti bertanya tiada ampun, bertubi-tubi tiada henti. Lha, apa persoalannya? Nah, tentu saja saya bingung mau jawab apa. Niat saya ke Jogja memang untuk kuliah, tapi sekarang saya belum diterima secara resmi di Magister Hukum Universitas Gadjah Mada. Sebenarnya saya sudah diterima dijurusan yang sama di Universitas Diponegoro, tapi itu di Semarang, bukan di Jogja. Sedangkan terhadap pertanyaan Bapak, saya menjawan hendak ke Jogja. Lantas, bagaimana ini? Ah, tiba-tiba otak sinting saya berbicara.

"Di Hukum UGM, Pak..."

"Oh, semester berapa?" kata si Bapak lagi, semakin gila dia.

"Saya S2, Pak..."

"Oh, sama, saya juga disitu, S2 juga..."

Mampus!!! Saya benar-benar habishilang akal kala itu. Lha, bagaimana bila tiba-tiba dia bertanya perihal kenal tidak dengan dosen ini, dosen itu, pernah diajar dia tidak, dan lain-lain, dan lain-lain. Niat saya untuk menyiasati pertanyaan-pertanyaan si Bapak tadi sepertinya akan segra terbongkar, saya bukan siapa-siapa, saya hanya seorang yang baru saja berhenti bekerja, dan belum diterima secara resmi jadi mahasiswa. Namun, tiba-tiba si Bapak melanjutkan pembicaraannya.

"Tapi saya jurusan kedokteran..."

ALHAMDULILLAH, DIA BUKAN S2 HUKUM!!! Ah, Bapak....

Yogyakarta, 28 November 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar