Rabu, 27 November 2013

CANDI PLAOSAN, CANDI MENAWAN SEBELAH PRAMBANAN






Berpetualang di Yogyakarta, salah satu destinasi yang seolah wajib untuk dikunjungi adalah Candi Prambanan, yang terletak di perbatasan Kabupaten Sleman di Daerah Istimewa Yogakarta dan Kabupaten Klaten di Jawa Tengah. Cukup beralasan memang, mengingat sejarah pembangunan candi tersebut yang begitu fenomenal, serta hikayat yang berkembanbg perihal cinta seorang pangeran kepada seorang putri yang berakhir dengan dikutuknya seorang putri karena tipu muslihatnya. Padahal, tak jauh dari candi Hindu itu, ada pula candi lain yang tak kalah rupawan dan mengundang decak kagum, yakni Candi Plaosan.



Penghujung bulan ini, saya dan perempaun istimewa Anisa Rahardini, serta tiga orang teman lain, yakni Adam Wijaya Medantara, Titis Restuning Kartika, dan Mbak Dhuma Melinda Harahap, pergi ke kawasan candi itu. Candi Plaosan terletak tak kurang dari 1 kilometer timur laut dari Candi Prambanan, tepatnya di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Dari Candi Prambanan, terus lurus ke bagian utara, berbelok ke arah timut, satu kali lagi belokan ke utara dan timur, maka sampailah kita di Candi Plaosan. Mulanya, saat teman saya bercerita perihal keelokan candi ini yang tak kalah dengan Prambanan, saya tak percaya begitu saja. Setelah melihat dengan mata kepala sendiri, barulah saya menyadari bila selain Candi Prambanan, ada pula candi lain yang tak kalah menawan.

Candi Plaosan terbagi menjadi dua bagian, Candi Plaosan Kidul dan Candi Plaosan Lor yang letaknya saling berdekatan, kurang lebih 100 meter saja. Pertama, terlebih dahulu kami mengunjungi Candi Plaosan Kidul yang sesuai namanya, Kidul dalam bahasa Jawa berarti selatan, terletak di bagian selatan. Ada beberapa candi yang masih berdiri disini, namun sebagian sudah runtuk oleh berbagai penyebab. Beberapa candi juga terlihat dibalut oleh lumut disepanjang bagiannya. Namun demikian, candi ini tetap dirawat dengan baik. Beberapa orang tampak membersihkan komleks candi saat kami datang, sehingga kecantikan candi ini tetap terjaga, ditambah keasrian lingkungan sekitar candi yang ditumbuhi pepohonan serta rumah warga yang terjaga asri.

Selanjutnya, kami melanjutkan ke Candi Plaosan Lor, sesuai namanya, Lor dalam bahasa Jawa berarti utara, bagian candi ini terletak di bagian utara. Nah, Candi Plaosan Lor merupakan candi utama. Dalam kompleks candi inilah berdiri begitu banyak candi yang masih berdiri dengan tegaknya. Berbeda dengan Candi Plaosan Kidul, Candi Plaosan Lor jauh lebih luas.

Berdasarkan catatan sejarah yang dipajang pengelola tak jauh dari pintu masuk Candi Plaosan Lor, candi ini didirikan oleh Rakai Panangkaran, salah seorang raja dari Dinasti Sailendra yang juga mendirikan Candi Borobudur dan Candi Sewu, terdiri dari candi induk dan mahdapa yang dikelilingi 58 Candi Perwara dan 194 stupa. Pada beberapa perwara dijumpai tulisan-tulisan pendek yang mengindikasikan bahwa bangunan tersebut merupakan sumbangan dari bawahan sang raja.

Selain itu, dikompleks candi ini ada parit berukuran 440 meter x 270 meter, yang konon digunakan untuk menurunkann air tanah di kompleks candi agar tahta dibawahnya menjadi padat berisi. Berbeda dengan Candi Prambanan, sekeliling candi ini ditumbuhi rerumputan hijau, sehingga dengan leluasa kita bisa duduk diatasnya sembari befoto dengan latar Candi Plaosan. Nah, tunggu apalagi, sekarang giliran anda mengunjungi Candi Plaosan. Apalagi tiket masuknya tak semahal Candi Prambanan dan Borobudur, cukup Rp. 5.000 saja perorang. Murah bukan? Salam traveler!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar