Berpetualang di Yogyakarta, salah satu destinasi
yang seolah wajib untuk dikunjungi adalah Candi Prambanan, yang terletak di
perbatasan Kabupaten Sleman di Daerah Istimewa Yogakarta dan Kabupaten Klaten
di Jawa Tengah. Cukup beralasan memang, mengingat sejarah pembangunan candi
tersebut yang begitu fenomenal, serta hikayat yang berkembanbg perihal cinta
seorang pangeran kepada seorang putri yang berakhir dengan dikutuknya seorang
putri karena tipu muslihatnya. Padahal, tak jauh dari candi Hindu itu, ada pula
candi lain yang tak kalah rupawan dan mengundang decak kagum, yakni Candi
Plaosan.
Penghujung bulan ini, saya dan perempaun istimewa
Anisa Rahardini, serta tiga orang teman lain, yakni Adam Wijaya Medantara,
Titis Restuning Kartika, dan Mbak Dhuma Melinda Harahap, pergi ke kawasan candi
itu. Candi Plaosan terletak tak kurang dari 1 kilometer timur laut dari Candi
Prambanan, tepatnya di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten,
Jawa Tengah. Dari Candi Prambanan, terus lurus ke bagian utara, berbelok ke
arah timut, satu kali lagi belokan ke utara dan timur, maka sampailah kita di
Candi Plaosan. Mulanya, saat teman saya bercerita perihal keelokan candi ini
yang tak kalah dengan Prambanan, saya tak percaya begitu saja. Setelah melihat
dengan mata kepala sendiri, barulah saya menyadari bila selain Candi Prambanan,
ada pula candi lain yang tak kalah menawan.
Candi Plaosan terbagi menjadi dua bagian, Candi
Plaosan Kidul dan Candi Plaosan Lor yang letaknya saling berdekatan, kurang
lebih 100 meter saja. Pertama, terlebih dahulu kami mengunjungi Candi Plaosan
Kidul yang sesuai namanya, Kidul dalam bahasa Jawa berarti selatan, terletak di
bagian selatan. Ada beberapa candi yang masih berdiri disini, namun sebagian
sudah runtuk oleh berbagai penyebab. Beberapa candi juga terlihat dibalut oleh
lumut disepanjang bagiannya. Namun demikian, candi ini tetap dirawat dengan
baik. Beberapa orang tampak membersihkan komleks candi saat kami datang,
sehingga kecantikan candi ini tetap terjaga, ditambah keasrian lingkungan
sekitar candi yang ditumbuhi pepohonan serta rumah warga yang terjaga asri.
Selanjutnya, kami melanjutkan ke Candi Plaosan
Lor, sesuai namanya, Lor dalam bahasa Jawa berarti utara, bagian candi ini
terletak di bagian utara. Nah, Candi Plaosan Lor merupakan candi utama. Dalam
kompleks candi inilah berdiri begitu banyak candi yang masih berdiri dengan
tegaknya. Berbeda dengan Candi Plaosan Kidul, Candi Plaosan Lor jauh lebih
luas.
Berdasarkan catatan sejarah yang dipajang
pengelola tak jauh dari pintu masuk Candi Plaosan Lor, candi ini didirikan oleh
Rakai Panangkaran, salah seorang raja dari Dinasti Sailendra yang juga
mendirikan Candi Borobudur dan Candi Sewu, terdiri dari candi induk dan mahdapa
yang dikelilingi 58 Candi Perwara dan 194 stupa. Pada beberapa perwara dijumpai
tulisan-tulisan pendek yang mengindikasikan bahwa bangunan tersebut merupakan
sumbangan dari bawahan sang raja.
Selain itu, dikompleks candi ini ada parit berukuran 440 meter x 270
meter, yang konon digunakan untuk menurunkann air tanah di kompleks candi agar
tahta dibawahnya menjadi padat berisi. Berbeda dengan Candi Prambanan,
sekeliling candi ini ditumbuhi rerumputan hijau, sehingga dengan leluasa kita
bisa duduk diatasnya sembari befoto dengan latar Candi Plaosan. Nah, tunggu
apalagi, sekarang giliran anda mengunjungi Candi Plaosan. Apalagi tiket
masuknya tak semahal Candi Prambanan dan Borobudur, cukup Rp. 5.000 saja
perorang. Murah bukan? Salam traveler!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar