Kamis, 20 Maret 2014

GOA TEMPAT BERTAPA PAK HARTO DI TELAGA WARNA


Siapa sangka di dalam kawasan objek wisata Telaga Warna, Dataran Tinggi Dieng ada 4 gua yang punya kisah legenda. Salah satunya Gua Semar yang dipercaya jadi tempat bertapa mendiang Presiden Soeharto. Penasaran?

Dataran tinggi Dieng seolah menyajikan keindahan alam yang tidak ada batasnya. Salah satu keindahan alam luar biasa yang ditawarkan adalah pesona Telaga Warna. Inilah tempat wajib yang harus dikunjungi saat berwisata ke Dieng.

Namun, selain menikmati keindahan Telaga Warna dengan sajian pemandangan yang berbeda dengan telaga lain pada umumnya. Di sekitar telaga ini juga ada beberapa gua yang melegenda. Salah satu dari gua ini, pernah digunakan oleh Pak Harto bertapa. Penasaran bukan?

Nah, berikut legenda seputar gua-gua yang saya kunjungi bersama Adam, Anisa dan Dian beberapa waktu lalu. Apa yang saya tulis ini saya baca dari informasi tertulis yang terpajang di pintu masuk gua-gua itu.

1. Gua Jaran


Dalam bahasa Jawa, Gua Jaran berati Gua Kuda yang dulu menjadi tempat pertapaan Resi Kendaliseto. Legenda yang berkembang perihak gua ini adalah cerita bahwa suatu hari hujan turun dengan sangat deras.

Saat itu pula, ada seekor kuda kebingungan mencari tempat untuk berteduh dari hujan yang turun. Kuda itu berlari kesana kemari. Akhirnya, kuda itu menemukan sebuah lubang besar, lalu dia masuk kedalamnya.

Anehnya, saat keluar kesokan harinya, kuda itu sudah dalam keadaan hamil. Itulah sebabnya hingga sekarang sebagian orang yang mempercayai bahwa gua ini bisa membantu kaum wanita yang ingin mempunyai anak dengan cara bersemedi di dalamnya.

2. Gua Sumur


Dalam gua ini terdapat sebuah kolam kecil yang airnya sangat jernih lagi dingin. Kondisi alam gua yang menjadi penyebab mengapa gua ini kemudian dinamakan Gua Sumur. Sumber air itu dikenal dengan nama Tirta Prawitasari, dipercaya mempunyai tuah dan dijaga oleh Eyang Kumolosari.

Air dari gua ini sering dimanfaatkan oleh umat Hindu dari Pulau Bali untuk upacara Muspe atau Mubakti. Selain itu air Tirta Prawitasarini juga dipercaya bisa membantu penyembuhan berbagai jenis penyakit dan juga bisa membuat kulit menjadi lebih halus.

3. Gua Semar


Nah, ini dia gua yang sempat membuat saya seolah menemukan fakta sejarah baru. Gua Semar memiliki ruang seluas kurang lebih 4 meter persegi yang sering digunakan untuk bertapa. Gua ini konon dijaga oleh Eyang Semar sehingga dinamakan Gua Semar.

Gua ini pernah menjadi tempat bertapa para raja Jawa dan pemimpin negeri kita. Pada tahun 1974, Soeharto (mantan presiden kedua RI), juga bertapa di gua ini. Setidaknya, seperti itulah cerita yang saya baca dari papan informasi yang saya baca tak jauh dari mulut gua.

4. Gua Pengantin


Nah, mengenai gua yang satu ini, saya tak menemukan informasi tertulis di komplek wisata Telaga Warna yang menjelaskan perihal gua ini, berbeda dengan tiga gua yang saya temui sebelumnya. Saya cukup penasaran, legenda apa yang melekat pada gua ini.

Setelah berselancar di dunia maya, akhirnya saya pun menemui beberapa cerita perihal Gua Pengantin yang menjadi gua terakhir yang saya temui dekat Telaga Warna. Intinya, gua ini dipercaya warga setempat mampu mendatangkan jodoh bagi yang bersemedi, dengan membawa sejumlah persyaratan didampingi oleh juru kunci.

(Artikel yang sama juga bisa dibaca di travel.detik.com dengan judul Ini Dia Gua Tempat Soeharto Bertapa di Telaga Warna oleh penulis yang sama)

Rabu, 19 Maret 2014

PANTAI MATRAS, PANTAI TERPANJANG DI PULAU BANGKA













Pantai Matras disebut sebagai pantai terpanjang di Pulau Bangka. Panjangnya sekitar 3 km, lebarnya juga 20-30 meter. Akhir pekan menikmati senja di sini rasanya pas untuk wisatawan. Dari sekian banyak pantai-pantai cantik yang mengelilinginya, Pulau Bangka punya pantai terpanjang yakni Pantai Matras. Panjang pantai yang terletak di Desa Matras, Kelurahan Sinra Jaya, Sungailiat, Kapubaten Bangka (Induk) ini, panjangnya mencapai 3 kilometer. Waw, bisa dibayangkan bukan bagaimana panjang pantai yang menjadi salah satu tempat wisata favorit orang Pulau Bangka ini?

Selain pantainya yang pajang serta luas, tentu saja pemandangan di pantai ini sangat mempesona. Apalagi, di sepanjang bibir pantai, ditumbuhi pohon-pohon kelapa yang menjulang tinggi. Di pantai ini juga telah dibangun sejumlah pondok untuk beristirahat yang dibangun oleh pemerintah daerah setempat. Sebab keindahannya itu, pantai ini sering disebut 'Pantai Surga'. Selain itu, Pantai Matras sering disebut sebagai pantai rakyat, karena selain mudah dijangkau, biaya liburan ke pantai ini juga cukup murah. Bayar beberapa ribu rupiah saja per orang, kita sudah bisa menikmati keindahahan alam di bagian Timur Pulau Bangka ini.

Setiap akhir pekan atau hari libur lainnya, ratusan, bahkan ribuan wisatawan memadati pantai ini. Apalagi, jarak antara antara pantai dengan pusat Kota Sungat cukup dekat, yakni tak lebih dari 7 kilometer atau 40 kilometer dari Kota Pangkalpinang sebagai Ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pemandangan di Pantai Matras terbagi menjadi dua bagian yang berbeda, yakni Selatan dan Utara. Di bagian Utara, sepanjang mata memandang adalah pasir pantai yang memanjang bagai tak punya batas. Maklum, pantai ini sangat panjang sekali. Sedangkan di sisi Selatan, yang terlihat justru ujung tanjung yang terdiri atas batu-batu granit khas Pulau Bangka yang eksotis. Di sebelah selatan inilah sebuah sungai air tawar khas Pantai Matras mengalir dengan syahdu.

Salah satu keistimewaan pantai ini adalah, pasir pantainya yang tentu saja berwarna putih bak tepung terigu, menyatu dengan bebatuan granit khas Pulau Bangka yang eksotis. Selain itu, air lautnya yang jernih juga menggoda kita untuk segera menceburkan diri. Satu lagi keistimewaan lain yang mungkin tak dimiliki pantai lain, yakni sungai air tawar yang mengalir di tepi pantai. Sehingga sehabis mandi air laut, kita langsung berbilas dengan mandi air sungai yang mengalir pelan itu.

Saat berkunjung ke Pantai Matras, tak lengkap rasanya bila tak menunggu senja datang. Sekalipun pantai ini terletak di bagian timur Pulau Bangka, bukan berarti sunset tak mempesona di pantai ini. Saat bertandang kesana, saya menyaksikan senja datang di Pantai Matras. Langit yang pelan-pelan berubah warna menjadi jingga adalah pemandangan Pantai Matras yang sulit untuk dilupakan hingga kini. Nah, bila Anda berkunjung ke Pulau Bangka, Anda pun harus mengunjungi pantai ini dari siang hingga petang menjelang.

(Artikel yang sama bisa dibaca di travel.detik.com dengan judul Senja di Pantai Matras, Pantai Terpanjang di Bangka atau foto-fotonya dengan judul Liburan Imlek di Bangka, Ayo ke Pantai Matras oleh penulis yang sama)





PANTAI TANA RUBO DI SELATAN PULAU BANGKA



Pulau Bangka memang kaya akan pantai-pantai cantik dengan ciri khas batu granit. Salah satunya ada Pantai Tana Rubo di sisi barat Pantai Tanjung Kemirai. Cobalah kesana saat liburan akhir pekan. Sebagaimana namanya, menurut cerita, tanah yang menjadi batas antara lautan dan daratan memang sering rubuh atau longsor tersapu gelombang. Sesekali, saat saya kesana, pemandangan perihal cerita itu masih terlihat di sana-sini. Apalagi daratan di sekitar pantai ini memang sedikit agak berbukit, dengan pohon cemara laut yang berjejer di atasnya. Itulah sebabnya, kemudian pantai ini oleh masyaakat setempat disebut sebagai Pantai Tana Rubo, yakni tanah yang rubuh. Orang Melayu di daerah ini menyebut tanah menjadi tana, sedang rubuh menjadi rubo.

Awal tahun ini, saya kembali pulang ke Pulau Bangka. Saat itulah saya dan Debri, sepupu saya pergi ke pantai ini. Mulanya kami ingin ke Tanjung Besar, pantai lain di pesisir selatan Pulau Bangka yang dulu terkenal akan lampu raksasa, sebagai penanda kapal yang hendak merapat di daratan Pulau Bangka. Singkat cerita, kami terus berjalan menelusuri sisi barat Pantai Tanjung Kemirai, sehingga akhirnya sampailah kami di Pantai Tana Rubo. Sebuah pemandangan dengan laut yang tenang dan jernih terpampang di hadapan kami. Sesekali pasir pantai yang putih serta halus beterbangan di bawa angin pantai yang bertiup siang itu.



Pantai ini sebenarnya cukup unik. Pertama, bentuknya sangat melengkung tajam menyerupai sebuah teluk, lalu tiba-tiba, lengkungan itu patah berganti dengan bebatuan granit yang membentuk sebuah tanjung. Sementara di atas tanjung itu bertengger daratan tinggi dengan berbagai jenis pepohonan yang melambai-lambai. Lalu yang kedua dan yang paling unik, pada sebuah batu granit di pantai ini ada sumber air tawar. Menurut cerita, air tawar ini terus menetes sekalipun musim kemarau tiba dalam waktu lama. Lalu, di bagian ujung tanjung pantai ini, ada kumpulan batu granit yang di tengahnya berkumpul air laut yang jernih membentuk sebuah kolam. Air laut ini cocok untuk berendam, mandi air laut tanpa harus takut akan terjangan gelombang, karena gelombang sudah dihadang oleh kumpulan batu granit yang perkasa.


Nah, bagi siapa pun yang ingin menikmati liburan di pantai yang jauh dari kebisingan, maka Pantai Tana Rubo di Pulau Bangka inilah tempatnya. Selain masih sepi, bebatuan granit yang melebar dengan pepohonan yang menjadi atapnya sangat cocok untuk membuang segala beban pikiran. Angin pantai yang bertiup menjadi dingin saat menerpa muka. Liburan di Pulau Bangka, cobalah ke Pantai Tana Rubo yang terletak di Desa Pasirputih, Kecamatan Tukak Sadai, Kabupaten Bangka Selatan ini.

(Artikel yang sama juga bisa dibaca di travel.detik.com dengan judul Ketika 'Tanah Rubuh' Jadi Pantai di Bangka oleh penulis yang sama)