Rabu, 30 Oktober 2013

TERNYATA ADA PERKEBUNAN TEH DI KARANG ANYAR JAWA TENGAH

Dulu, saya kira perkebebunan teh di Indonesia itu cuma ada di daerah Jawa Barat saja, utamanya di daerah Puncak Bogor yang terkemuka itu. Ternyata, perkebunan teh juga ada di Jawa Tengah, tepatnya di Kabupaten Karang Anyar, setidaknya di daerah itu yang saya kunjungin dulu. Sepulang malam keakraban teman kuliah di sebuah villa di Tawang Mangu, masih di daerah yang sama, dalam perjalanan pulang ke Yogyakarta kami beberapa orang dari rombongan itu menyempatkan diri singgah disebuah kawasan perkebunan teh. Sebeluamnya itu, beramai-ramai pula, kami singgah di Air Terjun Grojogan Sewu, tak jauh dari villa tempat kami mengadakan acara di Tawang Mangu.

Salah satu sudut pemandangan di perkebunan teh di Karang Anyar, Jawa Tengah

Ini merupakan kali pertama pengalaman saya melihat langsung perkebunann teh, tanaman yang ekstraknya dijadikan minuman yang sangat saya gemari. Saban pagi saya selalu menyeruput teh, hanya sesekali saja minum kopi sebagaiamana orang kebanyakan. Saya bukan tidak suka kopi, bukan begitu gemar pula terhadap teh, tapi lebih karena kopi yang kata orang-orang, berdasarkan hasil penelitian pula tentunya, efeknya jauh lebih berbahaya. Itulah sebabnya kemudian saya membatasi minum kopi, dan menggantinya dengan teh hangat saja. Sebetulnaya masih nikmat bila menyeruput kopi, tapi tak apalah. Hitung-hitung jaga kesehatan, apalagi teh katanya khasiatnaya juga lumayan untuk badan.

Dalam mobil perjalanan menuju lokasi, mata saya sudah mulai menurun kekuatannya alias mengantuk sekali. Penyebabnya, mungkin saja karena terlampau letih oleh kegiatan malam keakraban malam sebelumanya, lalu pagi-pagi sekali harus bangun dan melanjutkan perjalanan ke AirTerjun Grojogan Sewu. Namun rasa kantu itu sekonyong-konyong menghilang manakala mata yang kadang menyala kadang terpejam itu disajiakan pemandangan hijaunaya perkebunan teh yang terhampar maha luas. Dengan apa saja yang ada kameranya, saya langsung mengabadikan pemandangan yang saya lihat itu, tentu saja untuk dijadikan cerita perjalanan dikemudian hari, seperti yang sedang anda baca saat ini.
Memanfaatkan keindahan perkebunan teh dengan berfoto ria sambil masuk disela-sela tumbuhan teh

Kami yang bersepuluh orang ini adalah bagian dari rombongan yang sengaja singgah di perkebunan teh, sebelum akhirnya kembali ke Yogyakarta

Melihat perkebunan teh yang terhampar luas itu, mata saya jadi terang kembali, tak sedikit pun niatanya untuk terpejam. Setelah parkir mobil pada sebuah sudut jalan, kami yang beberapa orang itu turun dengan beberapa kamera. Saya sempat terkagum-kagum, maklum saja ditanah kelahiran saya tak ada perkebunan teh seperti ini. Inilah Indonesia, masing-masing daerah punya sesuatunya sendiri-sendiri. Wonderfullllll!!! (Follow Me @Darwance_Law on Twitter)
ACTION!!!

Senin, 28 Oktober 2013

PERGI KE GUNUNG KIDUL, RAFTING DI SUNGAI OYO






Sebelum rafting, pose dulu di area tanaman Minyak Kayu Putih
Siap, angkat pelampung!!!

Foto bareng pemandu dulu, Mas Joppy yang kocak


Ini merupakan kelanjutan dari cerita saat menelusuri Goa Pindul, masih di Gunung Kidul, kabupaten paling selatan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Setelah selesai mengapung di Goa Pindul, menggunakan mobil pick up, oleh pemandu kami dibawa menuju area Sungai Oyo. Jaraknya tak terlalu jauh dari Goa Pindul sebetulnya, taopi jalannya itu penuh bebatuan sehingga mobil yang membawa kami menuju lokasi terombang-aming bagai bahtera yang diterpa gelombang. Sepanjang perjalanan menuju lokasi, disajikan pemandangan persaahan khas Pulau Jawa yang menghijau. Selain itu, kami juga dapat menyaksikan tanaman yang kelak akan diolah menjadi minyak kayu putih.

Sekitar lima menit kemudian, kami tiba dilokasi. Sebelum turun ke sungai, saya dan beberapa orang teman menyempoatkan diri dulu untuk mengabadikan diri dengan berfoto dengan taanaman minyak kayu putih sebagai latar belakangnya. Setelah separuh tubuh tercebur ke dalam sungai pun, kami 'ritual' foto bareng dulu lengkap bersama Mas Joppy, pemandu yang mengiringi perjalanan kami disepanjang hari itu. Setelah itu, pelan-pelan, satu persatu kami naik ke atas ban pelampung yang selanjutnya membawa kami menelusuri Sungai Oyo.


Pemandangan yang disajikan selanjutnya tak kalah menarik dari sebelumnya, apalagi bagi saya yang bukan orang Jawa, tentu saja perbedaan sungai dikampung halaman saya dengan yang ada di Pulau Jawa merupakan sebuah daya tarik tersendiri. Sepanjang jalan, kamera yang kami bawa tak berhenti beroperasi, selalu mencari sasaran untuk dibidik agar kelak perjalanan kali ini pun meninggalkan cerita. Secara bergiliran kamera menangkap wajah teman-teman satu demi satu, wajah Anisa Rahardini, Adam Wijaya Medantara, Mohamad Ghoza Farghani, Eka Lestaria, juga wajah Mas Joppy sang pemandu.

Menurut informasi yang dioceritakan pemandu, air sungai kali ini sebbetulnya terbiang dangkal karena dihantam musim kemarau yang beloum berujung dengan turunnya hujan, hingga ketinggian air berkurang cukup signifika. Akan tetapi hal itu tidak mengurangi keasyikan perjalanan kami, karena sepanang pengloihatan saya, bagaimana pun Sungai Oyo tetap menarik dimata saya. Apalagi selanjutnya ada beberapa air mengalir dario tepian sungai yang menyerupai air terjun, tapi dengan ukuran mini sehingga bunyinya bergemericik bagai hujan yang turun ditepi rumah.



START!!!


Nah, ini di abagian dari rafting Sungai Oyo yang paling seru,yakni terjun bebas dari atas ketinggian yang sangat ektrem, menjatuhkan badan diatas Sungai Oyo. Mulanya saya, bersama seorang teman, sempar ragu, apalagi saat menatap Sungai Oyo dari ketinggian itu. Semakin lama rasa ragu itu semakin menjadi-jadi, sehingga akhirnya dengan saran pemandu kami pun nekad terjun seorang demi seorang. Waw...ternyata snsasinya luar biasa, meskipun akhirnya saya memutuskan untuk satu kali saja karena tak berani lagi sesudah itu, beda dengan turis asal Perancis yang kami kenal semenjak di Goa Pindul, yang berkalio-kali menguolangi aksinya.

Selanjutnya, kamihanya bermain-main air mancuryang ada disekitar tempat terjun bebas itu. Sebelum akhirnyakami melanjutkan perjalanan, dan mengakhiri rafting di Sungai Oyo beberapa menit kemudian. Semoga suatu saat bisa merasakan sensai seperti ini lagi, di tempat yang berbeda tentunya. Semangat!!!











Siap meloncat dari ketinggian yang ekstrem




Siap-





Jumat, 25 Oktober 2013

DOLAN-DOLAN DI CANDI GEDONG SONGO DI BANDUNGAN



Candi Gedong Songo adalah nama sebuah komplek bangunan candi peninggalan budaya Hindu yang terletak di desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengan, Indonesia, tepatnya di lereng Gunung Ungaran. Di kompleks candi ini terdapat sembilan buah candi.

Candi ini diketemukan oleh Raffles pada tahun 1804 dan merupakan peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra abad ke-19 (tahun 927 masehi). Candi ini memiliki persamaan dengan kompleks Candi Dieng di Wonosobo. Candi ini terletak pada ketinggian sekitar 1.200 m di atas permukaan laut sehingga suhu udara disini cukup dingin (berkisar antara 19-27 °C)

Lokasi 9 candi yang tersebar di lereng Gunung Ungaran ini memiliki pemandangan alam yang indah. Selain itu, obyek wisata ini juga dilengkapi dengan pemandian air panas dari mata air yang mengandung belerang, area perkemahan, dan wisata berkuda.