Rabu, 25 Februari 2015

BELAJAR TOLERANSI DI MASJID ISTIQLAL JAKARTA

"Mumpung libur, kini waktunya Anda bisa jalan-jalan keliling Jakarta seharian penuh. Kalau mau cari destinasi spesial, ada di pusat Jakarta yakni Masjid Istiqlal dan Gereja Kathedral yang letaknya seberangan. Yuk, ke sana!"


Negara ini betul-betul hebat, tepat di jantung ibukota yang penduduknya heterogen, berdiri dengan gagah dua banguan ibadah dari dua agama yang berbeda. Betapa indahnya toleransi. Liburan di Jakarta, cobalah sejenak menikmati kota terbesar di Indonesia itu dengan mengelilingi serta singgah ditempat-tempat yang menjadi identitas sang ibukota tercinta. Selain gedung-gedung yang menjulang tinggi, Tugu Monumen Nasional atau Monas yang pesonanya melegenda seantero negeri, ada satu bangunan ikonik lain yang sayang bila tak disinggahi saat menikmati megahnya Jakarta. Ialah Masjid Istiqlal, masjid yang konon katanya menjadi kebanggaan bangsa ini karena terbesar di Asia Tenggara.



Saat berada di Jakarta besama sepupu saya Debri, kami menikmati pesona ibukota dengan mengelilinginya menggunakan angkutan massal Trans Jakarta. Semula, tujuan kami adalah kawasan Monas. Maklum, sebagai orang daerah, kami pun ingin sekali melihat serupa apa bangunan paling monumental di Jakarta itu. Namun, sebelum tiba di Monas menjelang adzan Dzuhur, kami singgah di sebuah shelter tak jauh dari pintu masuk Masjiid Istiqlal. Lantas, kami pun langsung mengagumi kemegahan dan arsitektur Masjid itu.

Sebelum memasuki Masjid, terlebih dahulu kami mengelilingi Masjid. Sungguh bergetar rasanya berada di kawasan Masjid Istiqlal. Pesonanya sungguh luar biasa. Saya tambah kagum setelah melihat sebuah gereja yang tak kalah megahnya berdiri tepat disamping Masjid Istiqlal. Sungguh bangsa yang luar biasa, pikirku kala itu. Negara ini betul-betul hebat, tepat di jantung ibukota yang penduduknya heterogen, berdiri dengan gagah dua banguan ibadah dari dua agama yang berbeda. Betapa indahnya toleransi. Tak lama kemudian, suara adzan Dzuhur di Masjid Istiqlal berkumandang, menyeru umat Islam untuk menghadap menyembah Sang Khalik. Kami pun langsung memasuki Masjid, setelah menitip tas yang kami bawa pada petugas yang khusus mengatur masalah itu.



Setelah berwudhu kami masuk ruang utama, ruang yang sebelumnya hanya saya lihat di televsisi saat ada live report yang dihadiri kepala negara. MasyaAllah, tak henti-hentinya saya mengagumi Masjid Istiqlal, serta indahnya toleransi yang tercipta diluar sana. Adzan akhirnya selesai. Suara adzan yang sangat indah, dikumandangkan oleh salah seorang muadzin dari negara di Timur Tengah, begitu yang saya ketahui selanjutnya. Beberapa orang petugas di dalam Masjid Istiqlal tampak sibuk mengatur jamaah yang hendak bersujud menunaikan sholat dhuzur. Segeralah sholat, jangan bercakap-cakap, itulah kesan yang saya dapat dari setiap tindakan petugas masjid yang mengatur para jamaah. Ah, Jakarta, pesonamu sungguh luar biasa.

(Artikel yang sama juga bisa dibaca di detik.com dengan judul "Habis Nyoblos, Ayo Jalan-jalan Keliling Jakarta" oleh penulis yang sama)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar