Sabtu, 12 April 2014

BRAGA & ASIA AFRIKA, PESONA TEMPOE DOELOE KOTA BANDUNG

Kota Bandung menjadi destinasi favorit untuk liburan. Braga dengan suasana tempoe doloe, menjadi salah satu sudut kota favorit di Bandung. Gedung Konferensi Asia-Afrika mempesona, sampai jajanan malam pun ada. Sekalipun gedung-gedung tinggi dengan arsitektur masa kini di Bandung mencoba menyaingi Jakarta, bukan berarti tak ada kawasan berarsitektur kuno di ibukota Jawa Barat ini. Bila Yogyakarta punya kawasan O KM yang tak pernah sepi, maka Bandung pun punya kawasan serupa di Jalan Braga.ngan arsitektur masa kini di Bandung mencoba menyaingi Jakarta, bukan berarti tak ada kawasan berarsitektur kuno di ibukota Jawa Barat ini. Bila Yogyakarta punya kawasan O KM yang tak pernah sepi, maka Bandung pun punya kawasan serupa di Jalan Braga.


Selama ini, orang yang berlibur ke Bandung cenderung ingin berburu fashion semata. Maklum saja, kota bertajuk Parijs van Java ini memang dikenal sebagai kiblat fashion negeri ini. Di setiap penjuru kota berdiri outlet yang memajang aneka fashion design terbaru. Tak hanya masyarakat biasa yang kepincut pesona Bandung sebagai surga berburu fashion, sejumlah publik figur semacam artis pun sering berakhir pekan disana. Selain surga belanja fashion, Bandung juga dikenal sebagai surga kuliner yang membuat lidah enggan berhenti bergoyang bila sudah melahapnya. Namun di balik itu semua, ada pesona lain Bandung yang sayang bila dilewati begitu saja.

Menikmati Bandung tidak lengkap rasanya bila belum menikmati pesona Jalan Braga. Selain terkesan unik, di ujung Jalan Braga juga menyimpan nilai sejarah yang cukup tinggi. Di kawasan itulah lahir sejarah Konferensi Asia Afrika puluhan tahun silam sekaligus menjadikan Bandung sebagai pusat percaturan politik dunia kala itu. Sejarah itu kini diceritakan dalam sebuah museum di ujung Jalan Braga yang bertemu dengan Jalan Asia Afrika, tepatnya di Museum Konferensi Asia Afrika.



Selain Museum Konferensi Asia Afrika, di sebelahnya juga ada Gedung Merdeka yang tak kalah artistik. Gedung-gedung itu bisa dinikmati bila kita jalan-jalan menelusuri Kota Bandung yang dingin. Saat berlibur ke Bandung tempo hari, saya dengan beberapa orang teman direkomendasi pemilik rumah dimana kami menginap untuk mengunjungi kawasan Braga. Menurut orang tersebut, kawasan Braga merupakan tempat bersejarah yang kalau malam selalu dipadati pengunjung.

Sebelum bertandang kesana pada malam hari, mumpung berada di Bandung, kami pun melewati Jalan Braga saat city trip sebelum mengunjungi tempat-tempat wisata di Bandung Raya. Sontak, saya jadi ingat sejarah KAA yang dulu dipelajari di sekolah. Bangunan-bangunanya putih berseri. Malamnya, kami kembali mengunjungi Jalan Braga, meskipun sebetulnya teman-teman saya sudah mulai lemas lantaran letih sehabis mengunjungi Tangkuban Perahu dan Kawah Putih siangnya. Akhirnya, saya berhasil memaksa mereka turun dari dalam mobil dan menelusuri Jalan Braga yang artistik. Semoga peninggalan sejarah ini tetap terjaga, dan menjadi sarana belajar sejarah bagi generasi yang akan datang. Siang lalu berlanjut malam, inilah cara kami menikmati Jalan Braga di Bandung. Salam traveler!

Artikel yang sama juga bisa dibaca ditravel.detik.com dengan judul "Braga & Asia Afrika, Pesona Tempoe Doeloe Kota Bandung" oleh penulis yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar