Kota Bandung menjadi destinasi favorit untuk liburan.
Braga dengan suasana tempoe doloe, menjadi salah satu sudut kota
favorit di Bandung. Gedung Konferensi Asia-Afrika mempesona, sampai
jajanan malam pun ada. Sekalipun gedung-gedung tinggi dengan arsitektur masa kini di Bandung
mencoba menyaingi Jakarta, bukan berarti tak ada kawasan berarsitektur
kuno di ibukota Jawa Barat ini. Bila Yogyakarta punya kawasan O KM yang
tak pernah sepi, maka Bandung pun punya kawasan serupa di Jalan Braga.ngan arsitektur masa kini di Bandung
mencoba menyaingi Jakarta, bukan berarti tak ada kawasan berarsitektur
kuno di ibukota Jawa Barat ini. Bila Yogyakarta punya kawasan O KM yang
tak pernah sepi, maka Bandung pun punya kawasan serupa di Jalan Braga.
Selama ini, orang yang berlibur ke Bandung cenderung ingin berburu
fashion semata. Maklum saja, kota bertajuk Parijs van Java ini memang
dikenal sebagai kiblat fashion negeri ini. Di setiap penjuru kota
berdiri outlet yang memajang aneka fashion design terbaru. Tak hanya
masyarakat biasa yang kepincut pesona Bandung sebagai surga berburu
fashion, sejumlah publik figur semacam artis pun sering berakhir pekan
disana. Selain surga belanja fashion, Bandung juga dikenal sebagai surga
kuliner yang membuat lidah enggan berhenti bergoyang bila sudah
melahapnya. Namun di balik itu semua, ada pesona lain Bandung yang
sayang bila dilewati begitu saja.
Menikmati Bandung tidak lengkap
rasanya bila belum menikmati pesona Jalan Braga. Selain terkesan unik, di ujung Jalan Braga juga menyimpan nilai
sejarah yang cukup tinggi. Di kawasan itulah lahir sejarah Konferensi
Asia Afrika puluhan tahun silam sekaligus menjadikan Bandung sebagai
pusat percaturan politik dunia kala itu. Sejarah itu kini diceritakan
dalam sebuah museum di ujung Jalan Braga yang bertemu dengan Jalan Asia
Afrika, tepatnya di Museum Konferensi Asia Afrika.
Selain Museum Konferensi Asia Afrika, di sebelahnya juga ada Gedung
Merdeka yang tak kalah artistik. Gedung-gedung itu bisa dinikmati bila
kita jalan-jalan menelusuri Kota Bandung yang dingin. Saat berlibur ke Bandung tempo hari, saya dengan beberapa orang teman
direkomendasi pemilik rumah dimana kami menginap untuk mengunjungi
kawasan Braga. Menurut orang tersebut, kawasan Braga merupakan tempat
bersejarah yang kalau malam selalu dipadati pengunjung.
Sebelum bertandang kesana pada malam hari, mumpung berada di Bandung, kami pun melewati Jalan Braga saat city trip
sebelum mengunjungi tempat-tempat wisata di Bandung Raya. Sontak, saya
jadi ingat sejarah KAA yang dulu dipelajari di sekolah.
Bangunan-bangunanya putih berseri. Malamnya, kami kembali mengunjungi Jalan Braga, meskipun sebetulnya
teman-teman saya sudah mulai lemas lantaran letih sehabis mengunjungi
Tangkuban Perahu dan Kawah Putih siangnya. Akhirnya, saya berhasil
memaksa mereka turun dari dalam mobil dan menelusuri Jalan Braga yang
artistik. Semoga peninggalan sejarah ini tetap terjaga, dan menjadi sarana
belajar sejarah bagi generasi yang akan datang. Siang lalu berlanjut
malam, inilah cara kami menikmati Jalan Braga di Bandung. Salam
traveler!
Artikel yang sama juga bisa dibaca ditravel.detik.com dengan judul "Braga & Asia Afrika, Pesona Tempoe Doeloe Kota Bandung" oleh penulis yang sama.
Artikel yang sama juga bisa dibaca ditravel.detik.com dengan judul "Braga & Asia Afrika, Pesona Tempoe Doeloe Kota Bandung" oleh penulis yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar