Alhamdulillah, semenjak tinggal di Yogyakarta satu tahun silam, akhirnya saya mendapat kesempatan langka bisa menyaksikan salah satu seremonial dari Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Seremonial itu namanya The Royal Wedding atau Pernikahan Agung salah seorang anak Sri Sultan Hamengku Buwono X, raja Yogyakarta. Saya katakan langka karena yang namanya pernikahan pastilah terjadi pada waktu yang tidak ditentukan jauh sebelumnya. Maka saya pun merasa beruntung bisa berada di Yogyakarta ketika ada upacara Pernikahan Agung di Kraton Yogyakarta, yang sebelumnya acara semacam ini hanya bisa saya saksikan melalui layar televisi. Apalagi pada kirab, salah satu prosesi dalam Pernikahan Agung kali ini, SHB X ikut serta dalam kereta kencana yang dikirab menuju Kepatihan di Jalan Malioboro (Kantor Gubernur DO Yogyakarta). Menurut informasi yang saya dengar, sangat jarang sang raja ikut serta dalam kereta kencana.
Tahun 2013 ini merupakan tahun terakhir bagi raja Yogyakarta yang kesepuluh ini mengadakan acara pernikahan bagi anak-anaknya, karena semua anak beliau yang semuanya perempuan itu sudah menikah semua sebelumnya, termasuk si anak bungsu GKR Bendara yang menikah dengan GPH Yudhanegara tahun 2011 yang lalu. Sementara kirab yang saya saksikan secara langsung ini merupakan pernikahan anak keempat sultan, kakak GKR Bendara, yakni GKR Hayu yang menikah dengan GPH Notonegoro.
Selain menyaksikan jalannya kirab, melihat kedua mempelai, ada hal lain yang menarik perhatian saya ikut berduyun-duyun pagi-pagi sekali ke kawasan Nol Kilometer Yogyakarta, salah satu tempat yang dilewati rombongan keluarga Kraton Yogyakarta saat kirab berlangsung. Hal lain itu, apalagi kalau bukan harapan bisa melihat Sri Sultan Hamengku Buwono X secara langsung, termasuk istri beliuan GKR Hemas dan si anak bungsu GKR Bendara yang cantiknya bukan main. Saya yakin, yang namanya pernikahan, pastilah keluarga mempelai ikut mengiringi, termasuk Pernikahan Agung kali ini.
Pagi-pagi, sekitar pukul setengah delapan pagi, saya bersama dua orang teman kuliah, Mohammad Ghoza Farghani dan Anisa Rahardini, kami berangkat menuju tempat prosesi. Menurut informasi yang tersebar, kirab akan dimulai pada pukul delapan, meskipun akhirnya kirab dimulai sekitar pukul sembilan. Masyarakat Yogyakarta tumpah ruah disana, ingin ikut larut dalam kebahagiaan keluarga raja mereka. Pasangan pengantin akhirnya dikirab, menggunakan kamera andalan, saya ikut jeprat-jepret memotret momen langka yang jarang terjadi ini. Satu persatu keluraga kraton melintas, termasuk pula SHB X dan anak-anak beliau yang dikirab dalam kereta yang berbeda. Saya senang bisa menyaksikan SHB X dan istri secara langsung, GKR Bendara, termasuk Sri Paku Alam yang pula ikut dalam rombongan. Nah, inilah Yogyakarta yang istimewa itu…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar