"Layaknya sebuah kota besar,
Kuala Lumpur di Malaysia tampak cantik dan mempesona ketika malam tiba.
Jalan-jalan malam di Kuala Lumpur bisa memberikan banyak cerita seru,
dari main ke Menara Petronas sampai wisata kuliner."
Suasana kota besar di negara mana pun sepertinya memang asyik
dinikmati bila malam sudah tiba. Cahaya yang terpancar dari lampu
gedung-gedung pencakar langit menjadi daya tarik sendiri, termasuk pula
cahaya dari lampu hias yang terpasang dibeberapa sudut kota. Seperti
itulah suasana Kuala Lumpur, ibukota Malaysia.
Setelah menempuh kurang lebih 2 jam pejalanan udara menggunakan
pesawar AirAsia dari Jakarta, sampailah kami para pemenang d'traveler of
the Year 2013 dari detikTravel, serta Mbak Putri dari detikTravel, 2
orang blogger, beserta Mas Satria dari Indonesia AirAsia (IAA). Setelah
keluar dari terminal LCC di Kuala Lumpur Internasional Airport (KLIA) di
Sepang, kami langsung disambut Pak Cik dan Mak Cik dari sebuah agent
travel di sana, dan langsung meluncur menuju Kuala Lumpur. Satu jam perjalanan kurang lebih waktu yang dibutuhkan untuk sampai
di pusat kota Kuala Lumpur. Jalan cukup lengang menjelang tengah malam
itu. Hanya sesekali saya melihat mobil lalu lalang. Di luar jendela kaca
mobil, yang saya lihat hanyalah deretan pohon kelapa sawit yang
melambai dalam gelap, sesekali diselingi pemukiman warga.
Pelan-pelan mobil yang membawa kami
memasuki sebuah kawasan yang
mulai dihiasi cahaya gemerlap dari gedung-gedung tinggi. Sebuah jembatan
dengan lampu warna-warna berkelip dari kejauhan. Saya melihatnya dengan
seksama. Itulah Putrajaya, kata Mak Cik, pusat pemerintahan Malaysia.
Mobil terus melaju. Semakin lama, semakin pula kami disajikan oleh
pemandangan khas perkotaan dengan gedung yang menjulang tinggi. Semakin
kami melaju, gedung-gedung semakin tinggi tampaknya. Selamat datang di
Kuala Lumpur, ibukota Malaysia, begitu Mak Cik menyambut kami khas
pemandu wisata. Mak Cik berujar, katanya Kuala Lumpur itu wilayah sebenarnya
sangatlah kecil, yang besar hanya namanya saja. Saya mendengar perempuan
cantik paruh baya itu menjelaskan perihal gedung-gedung yang kami
lewati, termasuk pula gedung berarsitektur mutakhir milik sebuah lembaga
pengelolaan dana haji warga Malaysia.
Akhirnya, sampailah kami dihadapan bagunan ikonik Negeri Jiran, yakni
Petronas Twin Tower. Wow, gagah sekali gedung lambang kemakmuran
masyarakat Malaysia ini. Dari jauh, saat mobil kami masih meluncur
menuju pusat kota, saya tak lepas memandang puncak menara kembar ini.
Tiba-tiba saja kami sudah berada tepat di bawahnya. Inilah tujuan
pertama kami setelah menginjakkan kaki di Malaysia. Seraya menatap Petronas Twin Tower yang kaya akan cahaya, kami
mempersiapkan kamera untuk mengabadikan diri dengan latar belakang
gedung itu. Saya pun melakukan hal yang sama. Sesekali saya melempar
pandangan ke gedung-gedung lain di sekitarnya, seraya membaca nama
gedung itu yang hampir semuanya berbahasa Melayu. Mata saya pun tercegat
oleh sebuah menara yang cukup terkenal, yakni KL Tower. Sayang, tak
seperti Petronas Twin Tower, KL Tower tidak menyala.
Selain Petronas Twin Tower, gedung lain yang menyala penuh cahaya
hanyalah Public Bank yang berada tepat di hadapannya. Sebagaimana yang
diutarakan Mak Cik, bahwa lampu di Petronas Twin Tower pelan-pelan
dimatikan menjelang pukul 24.00 malam. Saya pun menyaksikan lampu-lampu
di gedung itu satu demi satu padam, sampai akhinya menjadi gelap seperti
gedung-gedung lain di sekelilingnya.
Akhirnya, kami pun melanjutkan perjalanan menuju sebuah jalan, tak
jauh dari Petronas Twin Tower, hendak mencari durian kata Mak Cik.
Sepanjang jalan itu, saya melihat deretan rumah makan khas Padang, Aceh,
dan sejumlah daerah lain di Indonesia. Sayur mayur segar pun masih
disajikan tengah malam itu. Durian berbagai ukuran, sebagian besar bertuliskan 'Durian Spesial
Pahang' ditata di sepanjang jalan. Oleh karena stok durian yang tak
banyak, akhirnya kami makan malam di daerah jalan Dewan Sultan Sulaiman,
sudut lain Kuala Lumpur. Orang-orang masih ramai di sana. Sungguh
mengasyikkan jalan-jalan malam di ibukota Malaysia.
(Artikel yang sama juga bisa dibaca di detik.com dengan judul "Asyiknya Jalan-jalan Malam di Kuala Lumpur" oleh penulis yang sama)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar